Thursday, January 10, 2019

MAYAT BERJALAN DI INDONESIA

TRADISI MA'NENE DARI TANA TORAJA





Tradisi ma'nene adalah tradisi masyarakat toraja untuk menghormati leluhur mereka yang telah meninggal,ma'nene adalah acara mengganti pakaian mayat leluhur mereka yang telah berumur ratusan tahun yang tersimpan dalam keadaan masih utuh.

Proses ma'nene di lakukan oleh pihak keluarga dengan membersihkan mayat leluhur yang telah berumur ratusan tahun,biasanya keluarga membersihkan mayat leluhur dengan menggunakan kuas atau semacamnya,lalu keluarga menggantikan pakaian lama dengan yang baru,mayat pria akan di pakaikan jas lengkap dengan dasi dan juga memakai kaca mata

Sebelum membuka pintu kuburan dan mengangkat peti mayat untuk di bersihkan,tokoh adat dengan sebutan Ne'tomina lumba,akan membacaran doa terlebih dahulu dalam bahasa toraja kuno.
Doa memohon izin kepada leluhur agar keluarga dan masyarakat mendapar rahmat keberkahan setiap musim tanam dan panen

Ne'tomina lumba merupakan gelar adat yang di berikan kepada orang yang di tua kan juga imam atau pendeta,Waktu pelaksanaan Ma'nene berdasarkan kesepakatan keluarga dan Ne'tomina beserta masyarakat melalui musyawarah desa.

Biasanya ritual Ma'nene di lakukan tiga sampai enpat tahun sekali

Ritual Ma'nene juga bertujuan untuk mempererat silahturahmi keluarga sehingga keluarga yang berada di perantauan bisa datang menjenguk orang tua atau nene To'dolo{nene monyang}

Proses menggantikan pakaian satu manyat tidaklah lama,hanya membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit,usai menggantikan pakaian mayat masyarakat akan berkumpul mengikuti acara dan makan bersama,makanan yang di sajikan merupakan sumbangan dari setiap keluarga keturunan leluhur yang melaksanakan adat Ma'nene.

Usai makan bersama acara akan di lanjutkan dengan acara Sisemba bertujuan untuk menjalin silahturahim dan keakraban antara keluarga perantauan dan keluarga yang berada di kampung halaman.

Sejarah Ma'nene itu sendiri bermula ketika seorang pemburu bernama pong Rumasek ratusan tahun lampau,ketika itu dia berburu sampai masuk dalam hutan pegunungan balla,di tengah pemburuan pong Rumasek bertemu dengan seorang jasad yang telah meninggal dunia,mayat tersebut tergeletak di tengah jalan di dalam hutan,tubuhnya hingga menjadi tulang belulang hingga membuat hati pong Rumasek untuk merawat jasad tersebut,jasad tersebut lalu di bungkus oleh bajunya sendiri yang ia pakai sekaligus mencarikan tempat yang layak dan aman,lalu pong Rumasek melanjutkan pemburuannya.
Sejak kejadian itu,setiap iya berburu,buruannya di dapatkan dengan sangat mudah,termasuk buah-buahan di hutan,kejadian aneh kembali ketika pong Rumasek pulang ke rumah,tanaman pertaniannya yang ia tinggalkan ternyata panen lebih awal dari waktunya dan hasilnya yang melimpah,setiap kali ia berburu di hutan ia selalu melihat arwah jasad yang ia pernah rawat itu,bahkan arwah itu selalu membantu pong Rumasek berburu binatang buruannya.
Pong Rumasek pun berkesimpulan bahwa jasad seseorang yang telah meninggal dunia harus di tetap muliakan,meski pun tinggal tulang belulang.begitu singkat ceritanya.




TERIMA KASIH TELAH MEMBACA  MOHAN MAAF JIKA ADA SALAH KATA

No comments:

Post a Comment